Sahabat…
Di ‘tempat’ inilah kita diajarkan keteladanan sejarah, bahwa perjuangan selalu
penuh dengan rintangan. Di kelompok ini kita dicontohkan untuk mengerti bahwa kita sebagai seorang muslim merupakan cermin bagi muslim yang lain. Kita saling bercermin diri, tentang mata pelajaran yang sulit, nilai ulangan, olahraga yang sering kita jadwalkan bersama, hingga tentang bacaan Al Qur’an, tentang shalat kita yang 5 waktu, tentang puasa sunnah dan amalan-amalan calon penghuni syurga lainnya.
Semangat pun tergugah mendengar nilai ulanganmu lebih besar dari nilai ulanganku, tentang bacaan Al Qur’an-mu menyalip bacaan Al Qur’an-ku, tentang sholat shubuhku yang sering kesiangan. Aku jadi malu mendapati diriku tak bisa mengatur waktu. Kita juga diajarkan bagaimana bisa berempati terhadap sesama.Kata Nabi, orang Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada yang sakit maka yang lain pun akan merasakan sakit. Sungguh indah memang ajaran Islam itu. Ketika diriku ada masalah, engkau tak segan-segan mengulurkan bantuan, begitu pula sebaliknya. Atas dasar Iman dan Islam itulah kita saling menolong, saling berbagi dalam suka dan duka.
Sahabat…
Kita sering saling menyebutkan kabar gembira sampai semua merasa bahagia
mendengar salah seorang diantara kita mendapat peringkat pertama di kelas,
bahkan sampai juara umum, atau ketika salah seorang dari kita mendapat seorang adik lucu yang baru lahir. Kita pun saling berbagi dalam kesedihan, ketika ada salah seorang dari kita kehilangan ayah dan ibunya. Kita juga saling bercerita keluh kesah suatu masalah, agar masalah tak terasa sendiri dihadapi. Ada yang bercerita tentang kegiatan-kegiatannya di OSIS yang katanya semakin menggunung, atau semakin menantang. Ada juga yang bercerita tentang ayahnya yang kurang perhatian, selalu terus dimarahi tanpa adanya solusi.
Yang berkeluasan rizki bersedia menjadi tuan rumah untuk kita tempati dengan menyediakan nasi goreng buatan sang Ibu tercinta, atau rambutan yang dipetik dari halaman rumah.
Sesekali
kita pun ganti setting tempatnya, dengan menginap agar bisa lebih panjang bercengkrama. Pernah pula kita itikaf bersama di Istiqlal atau AtTin, lalu kita dirikan sholat tahajjud bersama. Saat sedang libur, kitapun pergi rafting ke Citarik Sukabumi, menguji nyali memacu adrenalin. Atau kita bertemu di tempat Curug Panjang, mengingat Illahi, bertafakur alam dan mengagumi kebesaran ciptaan-Nya. Kita berdiskusi mengungkapkan dan menyelesaikan bersama masalah kita masing-masing disaksikan air terjun, punggung bukit bercemara, hutan berlembah yang menawan. Tak lupa sesekali kita pergi ke Anyer menikmati pasir pantai memutih diterpa gelombang.
Tentu saja yang jauh lebih utama, kita berusaha mengingat Allah dalam sebuah
kumpulan, agar Allah mengingat kita dalam kumpulan yang lebih baik. Kita baca Al Qur’an, mengupas isinya, lalu kita dapati bahwa Dia menyuruh kita bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Allah SWT. Tak Lupa kita bedah buku Sirah Nabawi, agar kita mampu mengambil hikmah dan meneladani seorang manusia yang paling mulia yang pernah hidup di muka bumi ini, Muhammad Rasulullah SAW.
Tidak ada tekad lain ketika kita bubar dan saling bersalaman mendoakan, selain
agar hati hati ini saling terikat dengan doa yang tulus dan dapat kita bahas menjadi amal kenyataan.
“Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah, dan mereka mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi majelisnya. Malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya” (HR Muslim)
Disana bisa kita jumpai wajah sahabat-sahabat kita yang jenaka menghibur
disela-sela kepadatan aktivitasnya, ada pula yang pendiam, dan ada juga yang
tampak lelah karena banyak kegiatan. Ada yang diamanahi menjadi Ketua OSIS,
Ketua Pelajar Pecinta Alam, Ketua Karang Taruna di lingkungannya, dan kegiatan-kegiatan penting lainnya. Tapi subhanallah… ini adalah cahaya yang bergetar di antara kita. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan momentum perbaikan ummat dalam medium atmosfer cinta. Ust Salim A. Fillah bisa menyebut kelompok ini sebagai Getar Cahaya di Atmosfer Cinta..
Namun
Sahabat… Kadang aku tak merasakan nikmatnya kebersamaan ini, ada perasaan
hampa dan merasa ditinggalkan. Timbul keinginan kembali mencari kelompok lain, kelompok yang sering berpesta bersama, menghabiskan malam minggu dengan kumpul-kumpul di jalan ditemani pacar seperti dahulu. Ingin rasanya lepas dari kegiatan ini, belajar bareng, baca Al Qur’an, sholat tahajjud, dan aktivitas lain yang melelahkan. Ingin kembali bercengkrama dengan lawan jenis yang bukan muhrim, sekedar iseng atau mengisi kekosongan waktu. Bisikan syaitan yang menghanyutkan ke lembah neraka.
Padahal,
orang lain akan melihat kita berubah dan semakin buruk saat kita berhenti berkumpul dengan kelompok ini untuk suatu waktu yang cukup lama. Memang,
forum ini hanya sepekan sekali. Tetapi bagaimanapun kita tahu, majelis ini adalah majelis ilmu dan dzikir yang tak berhenti sampai bubarnya lingkaran. Ketika kita menutup pertemuan dan pergi untuk keperluan masing-masing, lingkaran itu hanya melebar. Ia melebar seluas aktifitas kita. Membawa getaran
cahaya di kegelapan dunia, yang akan mengantarkan pembawanya ke syurga yang abadi.
Syukur kita kepada Allah atas hidayah ini, sehingga mampu merasakan getar cahaya di atmosfer cinta Semoga kelompok ini dan kelompok-kelompok yang serupa dengan ini kekal sampai surga-Nya….
Sekarang,
Bagimana denganmu?
Maka demi Allah,
apa yang Kau tunggu? Perkenalkan dirimu pada kelompok ini
sejelas-jelasnya. Katakan, Kau ingin bergabung dengan pertemuan kelompok ini. Kalau kelompok itu sudah terlalu sesak, lalu efektifitasnya drop, pengasuh kelompok itu pasti akan mencarikan sebuah kelompok lain yang indah untukmu. Seindah taman-taman syurga yang diceritakan di dalam kitab-Nya.
Percayalah… Banyak pelajaran berharga tentang kehidupan ini dan setelah
kehidupan ini yang tidak akan kau temui selain di kelompok ini. Tentang
indahnya kebersamaan, hakikat kehidupan, pun tentang cinta suci yang kan
membawamu ke syurga-Nya, bukan cinta yang dibungkus nafsu, kotor, penuh
kepura-puraan yang membawa pemiliknya ke jurang neraka paling dasar…
Kalau di sekolahmu ada kegiatan bernama mentoring keislaman, atau pembinaan, atau apalah namanya yang serupa cirinya dengan forum ini, barangkali itulah pintu lain bagimu memasuki Getar Cahaya di Atmosfer Cinta ini. Ayo! tunggu apalagi?!
jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari!!!
Meet gabung…!
Oleh : Faizal al-boncelli


0 komentar:
Post a Comment