Separatisme adalah pemahaman atau pemikiran suatu golongan atau kelompok tertentu yang ada di sebuah wilayah untuk membentuk wilayah kebebasan sendiri, dengan tujuan tertentu yang memperjuangkan apa yang menjadi visi dan misi kelompok tersebut. Gerakan separatis sering merupakan gerakan yang politis dan damai, hal ini telah banyak terjadi di wilayah tanah air kita, disebabkan oleh rasa ketidakpuasan satu kelompok tertentu dalam satu negara (Pemerintahan) dan berusaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuan kelompok atau golongan mereka dengan cara mengklaim atau mendeklarasikan kelompoknya sebagai satu oraganisasi yang merdeka dan tidak mau diperintah oleh pemerintahan yang sah dalam satu negara.
Sifat dan sikap ini seperti yang disebutkan diatas muncul akibat perbedaan visi dan misi serta rasa ketidakpuasan terhadap program dan apa yang menjadi tujuan pemerintah yang sah, dan separatis ini biasanya sudah menyentuh ke Ranah Politik. Ada beberapa contoh gerakan yang disebut oleh Pemerintah Indonesia sebagai gerakan sparatis yaitu Republik Maluku Selatan (RMS) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kedua gerakan ini seperti tumbuh subur dan merajalela yang mengesankan kurangnya perhatian pemerintah untuk menangani secara serius. Gerakan separatisme mereka ditunjukkan salah satunya dengan cara tarian cakalele dan mengibarkan bendera RMS, dan hal ini disaksikan sendiri oleh presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono (mungkin bisa dikatakan kurang siapnya antisipasi oleh aparat dan panitia) yang sedang menghadiri perayaan Harganas, pada tanggal 29 Juni 2007. Kemudian disusul dengan pengibaran bendera Bintang Kejora yang dilakukan oleh para narapidana politik Organisasi Papua Merdeka (OPM) di penjara Abepura dalam perayaan hari ulang tahun OPM tanggal 1 Juli.
Bila dilihat dari sudut pandang kebudayaan, tarian cakalele RMS merupakan salah satu budaya indonesia, namun secara tidak langsung sikap mereka menunjukkan aksi gerakan separatis yang sangat berpengaruh bagi keutuhan wilayah negara indonesia. Mengapa hal tersebut begitu mudahnya berkembang? Apakah pemerintahan yang kurang tegas atau masyarakat yang begitu mudah terpengaruh oleh bisikan para kaum separatis? Hal ini harus menjadi perhatian bersama dalam menjaga keutuhan wilayah RI.
Pemikiran ini timbul dari sebuah pemikiran golongan atau perorangan tentang arti suatu kemerdekaan yang dilandasi oleh ketidakpuasan tadi, sehingga timbullah suatu gerakan separatis tersebut. Contoh lain juga pada gerakan aceh merdeka (GAM), yang memproklamirkan golongan untuk memisahkan wilayahnya dari wilayah kesatuan RI. Cukup lama pemerintah menempuh jalan untuk menghentikan GAM tersebut, dan akhirnya gerakannya pun dapat dihentikan. Pengaruh inilah membawa dampak yang begitu signifikan oleh masyarakat di wilayah indonesia. Setelah itu munculah gerakan seperti yang diatas RMS dan OPM.
Dilihat dari segi alasan umum pasti adalah rasa ketidakpuasan dan rasa kecemburuan sosial antar daerah (disini dalam konteks kesenjangan antara kemajuan dan kesejahteraan pusat pemerintahan dengan daerah lainnya). Namun kalau dilihat alasan masing-masing gerakan separatisme yang ada (GAM, OPM, RMS) mempunyai alasan tertentu dan visi tertentu sesuai dengan apa yang selama ini mereka perjuangkan. Rasa ketidakpuasan ini wajar dengan melihat lebih kedalam performansi pemerintah selama ini yang membuahkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja aparaturnya.
Yang perlu diingat sistem dalam bernegara tidaklah salah, justru yang salah adalah moral dan mental aparaturnya yang rusak, walau tidak semuanya seperti itu namun lebih banyak yang seperti itu daripada yang tidak. Hal ini memang tidak mudah untuk diselesaikan dalam waktu singkat karena menyangkut moral sumber daya manusia itu sendiri. Dari sisi pemerintah sendiri solusinya bisa dengan mencari benang merah akar permasalahan timbulnya gerakan ini, untuk hal ini dirasa mungkin sudah jelas dari sisi pemerintah adalah masalah Korupsi yang merajalela adalah salah satu faktor utama kenapa negara tidak bisa maju dan ini kembali ke SDM atau aparatnya lagi.
Dan masyarakat menilai pemerintah tidak tegas atau masih tebang pilih dalam memberantas korupsi, masalah lain adalah tingkat kesadaran aparat untuk tulus dan ikhlas sebagai pelayan masyarakat sangatlah kurang, banyak sekarang kaum teknokrat justru yang menganggap dirinya justru yang harus dilayani, walau tidak mengatakan langsung namun dalam kenyataannya seperti itu dan ini tidak bisa dipungkiri. Ditambah sekarang merebaknya virus hypocrites dalam kalangan pemerintah (contohnya, ketika diambil sumpah untuk jabatan yang diamanahkan atas nama Tuhannya dengan enaknya dilanggar, seperti korupsi tadi atau permainan politik yang kotor) dan masih banyak lagi kekurangan dari sisi pemerintah yang harus diperbaiki dulu untuk mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari masyarakat.
Dari segi masyarakat yang tidak puas tadi (gerakan separatis) perlu juga ditekankan, apapun alasannya langkah yang mereka ambil ini juga tidak bisa dibenarkan. Karena tidak mungkin ada Negara dalam Negara semua ada pengakuan kedaulatan baik dari dalam ataupun dunia luar dan itu tidak bisa dibenarkan sama sekali. Ada solusi yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang dianggap baik tersebut membentuk partai misalnya yang dipercaya masyarakat, hal ini mungkin lebih baik dan kalau memang merasa benar dan tujuan kelompok sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat, otomatis masyarakat akan memilih partai atau kelompok tersebut tanpa harus membuat satu negara dalam negara.
Kembali lagi dalam inti permasalahan, kegiatan budaya yang seharusnya jadi ciri khas dalam satu daerah bisa menunjang agro sektor (seperti industri pariwisata yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat). Namun karena kebudayaan dilihat sebagai aspek yang tidak terlalu penting (katakanlah seperti itu) dimanfaatkan oleh pihak yang merasa tidak puas kepada pemerintah sebagai jalan untuk menunjukkan ketidakpuasan atas kinerja pemerintah seperti yang terjadi pada Tgl 29 juli tersebut diatas, akhirnya ada benturan yang terjadi. Seperti timbulnya kecurigaan antar pihak. Bagi pemerintah jika ada acara yang bersifat kebudayaan yang diusung oleh kelompok tertentu (pemerintah dalam hal ini aparat hukum langsung menanggapi itu sebagai gerakan separatis), sebagai contoh ketika sebuah group budaya Papua, mementaskan suatu karya seni pada penutupan Kongres Dewan Adat Papua, 6 Juli lalu, bendera dengan lambang Bintang Kejora dibentangkan.
Pesan di balik bentangan itu, tidak lain, sebagai jawaban atas pertanyaan seorang anak mengapa ayahnya dan orang sekampungnya mati dibunuh. Kepada anak itu, dijawab bahwa karena Bintang Kejora itu, maka ia telah kehilangan mereka yang ia sayangi. Aparat penegak hukum serta merta menanggapi karya seni itu sebagai unjuk separatisme oleh para pelaku sendratari, pihak penyelenggara Kongres Dewan Adat dianggap berbuat makar.(Sumber: Suara Pembaruan 16 Juli 2007/Dr Phil erari )
Rasa saling curiga ini timbul akibat dari permasalahan yang sudah dibahas diatas, dari pihak pemerintah performansi dalam menyelenggarakan Negara tidak maksimal dan dari sisi masyarakat khususnya kelompok atau organisasi tertentu yang tidak puas menunjukkan dengan cara yang tidak bisa dibenarkan dalam segi hukum seperti gerakan separatis tadi. Dan untuk solusi final dari sisi keduanya adalah saling memberikan kepercayaan, ketulusan dan kebersihan hati para aparatur negara, saling mengawasi dalam penyelenggaraan negara, agar tidak terjadi penyimpangan seperti korupsi (perlu ditekankan korupsi tidak bisa hilang, karena korupsi itu sama dengan syetan. Sekarang bagaimana caranya kita tidak berteman dengan syetan itu yang perlu disadari).
Contoh pentas budaya tadi adalah salah satu kerugian dari kedua belah pihak yang bermasalah pemerintah dan masyarakat yang tidak puas tadi katakanlah yang memunculkan gerakan separatis, dalam hal coba diteliti lagi apakah ada diantara dua pihak ini yang di untungkan? jawabannya pasti “TIDAK”.
Banyak hal lagi yang menyebabkan timbulnya gerakan separatis, baik itu karena pemikiran manusia yang makin maju, pengaruh hubungan sosial setempat ataupun rasa ingin lepas dari belenggu pemerintah yang menurutnya arogan. Maka perlu adanya pendekatan lebih baik lagi antara pemerintah negara dengan rakyatnya, dan juga sebaliknya. Sebagai warga negara perlu adanya rasa nasionalisme yang kuat agar tidak mudah dipengaruhi oleh pemahaman yang tidak ada gunanya sama sekali.
Bangsa indonesia adalah bangsa yang memiliki aneka ragam kebudayaan, sumber alam yang banyak dan sumber daya manusia yang cukup, sehingga membuat negara kita memiliki keistimewaan dibanding negara lainnya. Ini pula yang membuat indonesia memiliki keunikan tersendiri, pulau-pulau yang masing-masing mempunyai sumber alam yang baik untuk kehidupan bangsa, jika dikelola dengan baik pula.
Wilayah yang masuk dalam lingkup negara indonesia masing-masing memiliki kebudayaan dan adat tersendiri. Tentunya kita tidak lupa dengan semboyan negara yakni “berbeda-beda tapi tetap satu “ itu artinya walaupun banyak hal yang menjadi perbedaan antara daerah, namun persatuan harus selalu dijaga dan dipelihara.
HIDUP PERSATUAN..!..:)
Semangat persatuan harus selalu dipertahankan agar gerakan separatis dalam bentuk atau berkedok apapun tidak akan bisa merusak kesatuan wilayah RI.
Kebudayaan indonesia perlu selalu dikembangkan, pemerintah pun harus ikut andil dalam hal ini, agar untuk seterusnya budaya indonesia bisa menjadi suatu kebanggaan tersendiri di mata internasional. Hal ini dapat menimbulkan pengaruh positif, karena mengundang minat para wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung ke indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan indonesia harus memiliki citra yang baik, budaya milik bangsa bukan milik suatu golongan atau wilayah saja.
Begitu pentingnya kebudayaan untuk selalu dipelihara, maka sebagai warga negara yang tersebar dari sabang sampai merauke haruslah memiliki tingkat kesadaran nasioalisme yang teguh demi kemajuan indonesia itu sendiri. Ingatlah perkataan bijak “Pemerintah yang kuat tak lepas dari warga negara yang bersatu padu”, sebab itu manfaatkanlah kebudayaan untuk bersama tanpa ada unsur kepentingan ego tersendiri. Utamakan kepentingan bersama dan juga pemerintah pun harus lebih memperhatikan masalah ini jangan sampai ada orang luar yang ingin memecah belah persatuan indonesia.
Dengan demikian adalah kewajiban bersama, pemerintah dan warga negara untuk memelihara dan menjaga kebudayaan yang tetap berciri khas budaya negara indonesia. Gerakan separatis yang memiliki tujuan memecah belah persatuan dapat dicegah dan dihilangkan oleh rasa Nasionalisme yang kuat dalam diri, dan juga menjaga budaya indonesia dari rongrongan golongan yang ingin mencampur adukkan dengan kepentingannya sendiri.
Jadi intinya cobalah untuk saling introspeksi diri, dan saling mengingatkan. Serta tingkatkanlah kesadaran untuk takut kepada Tuhan, karena ini juga salah satu solusi untuk kita bisa berfikir jernih dan mungkin adalah faktor utama dalam penyelesaian konflik. Pesan untuk bersama, “Kebudayaan bangsa adalah harta negara yang patut dipelihara dan dikembangkan, manfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan semua aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara”
oleh : fitri

1 komentar:
weks tawwaaaaaaaaa
bagus na blog naaaaa
mauuuuuuuuuuuuuuuuu
xixixixixixixixixi
ajhar ka jg kodonk buat blog
pelizzzzzzzzzzz
bagus na lg tulisan2nya
kekekkekk
salutttttttttt
Post a Comment